Rabu, 28 Oktober 2009

gempa guncang ranah minang

GEMPA GUNCANG

RANAH MINANG

Rabu (2/10), gempa yang berkekuatan 7,6 skala richter telah mangguncang Sumatra Barat khususnya daerah Padang, Padang Pariaman dan sekitarnya. Jarak daerah yang terkena gempa dengan pusat gempa kurang lebih 50 kilometer. Memang, jarak antara pusat gempa dengan daerah yang terkena musibah agak jauh. Akan tetapi karena gempa yang terjadi berkekuatan getaran gempa membuat sebagian besar daerah Padang dan Padang Pariaman rata dengan tanah. Tidak sedikit korban yang tertimbun oleh tanah akibat gempa yang berkekuatan tinggi ini. Seperti yang telah di laporkan oleh Koran kompas, Satuan Koordinator Pelaksana Penanggulangan Bencana (Satkorlak PB) telah mencatat jumlah korban hingga Jumat malam. Korban meniggal di Padang menjadi 496 orang, luka berat 279 orang, dan luka ringan 2.530 orang. Sementara orang hilang 301 orang, Padang (4), Padang Pariaman (245), dan Agam (52). Jumlah pengungsi 329 orang, 15.159 bangunan rusak berat, 4000-an rusak ringan, dan 7000-an rusak rusak ringan.

Sementara itu, korban di Sungai Penuh, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, hingga semalam tercatat dua orang tewas.

Ratusan korban gempa Sumatra Barat, terutama di Kabupaten Pariaman , hingga Jumat (2/10), belum mendapatkan bantuan. Warga sangat membutuhkan bantuan berupa pakaian, selimut, obat-obatan,dan tenda agar par apengungsi dapat berteduh di siang hari dan tidur di malam hari.

Tak hanya bantuan pangan dan obat-obatan saja yang di butuh kan oleh para pengungsi. Tetapi mereka juga membutuhkan bantuan berupa alat-alat berat untuk memudahkan mereka dalam mengevakuasi korban yang tertimbun tanah dan juga untuk menyingkirkan reruntuhan bangunan. Sampai saat ini sudah ada bantuan yang berdatangan. Namun, bantuan yang datang mengalami beberapa kendala diantaranya karena jalan yang rusak parah dan telah terputusnya beberapa jalan.

BANTUAN MEDIS BERDATANGAN

Bantuan tenaga medis dan obat dari berbagai kalangan dalam negeri, Jumat (2/10),terus mengalir. Sebagian bantuan saat ini mendesak dibutuhkan oleh para korban gempa Sumatra Barat telah tiba di lokadsi bencana.

Bantuan antara lain datang dari Rumah Sakit Umum Dr Soetomo dan Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa timur; serta Pemprov Kalimantan Selatan; Pemprov Lampung; Pemprov Sumatra Selatan; dan Kepolisian Daerah Sumatra Selatan.

Seperti yang telah di berutakan oleh Koran Kompas, Sabtu (2/10),RSU Soetomo dan Universitas Airlangga telah mengirimkan bantuan sebanyak 30 tenaga medis untuk melakukan evakuasi korban gempa Sumatra Barat. Tim terdiri atas dokter ahli bedah tulang dan bedah umum, perawat serta psikolog.

Kepala Bidang Umum dan Humas Pemprov Sumatera Selatan Agustar Efendi mengatkan, tim medis dari Sumsel telah mendirikan posko di sekitar Universitas Andalas. Tambahan tim medis dari RS Muhammad Hoesen dan RS Muhammadiyah Palembang telah berangkat. Demikian pula tim medis dari Kabupaten Organ Timur dan Musi Banyuasin. Kepolisian Daerah (Polda) Sumsel juga mengirimkan bantuan pesonel Brimob dan tenaga medis.

Sementara itu, Pemprov Lampun gjuga mengirimkan dua tim untuk membantu korban gempa bumi di Sumatra Barat. Demikian pula Pemprov Kalbar dan dan Kaltim telah mengirimkan tenaga dokter, perawat, dan para medis guna membantu penanganan korban gempa Sumbar dan Jambi.

Dan dari Lapangan Udara Abrurachman Saleh, Malang, tiga ton beras, selimut, dan kursi roda, diberangkatkan dengan pesawat Hercules C-130 H, Sabtu. Komandan Wing Lanud abdurachman Saleh Kol Pnb Imset Ismaya Saleh menjelaskan, pihaknya bersiap diri begitu berita gempa dari Padang terdengar.

Berdasrkan pendataan Depkes,total tenaga kesehatan yang sudah ada 226 orang,. Sebanyak 12 orang di antaranya spesialis bedah ortopedi dan 17 dokter bedah umum. Selebihnya 37 dokter umum, 3 tenaga untuk menilai dituasi, 2 spesialis bedah saraf, 8 spesialis anatesi, 1 dokter kandungan, 3 dokter anak, 3 dokter penyakit dalam, 3 spesialis mata, 1 spesialis jiwa, 47 perawat, 18 perawat mahir, 1 penata anestesi, 1 bidan, dan 5 asisten apoteker.

Kepala Pusat Komunikasi Publik Depkes telah mengirim dana operasional Rp 200 juta, 1,5 ton obat-obatan, 200 kantong mayat, dan 5 ton makanan pendamping ASI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar