ALIKA
Arti sebuah impian dalam kehidupanku ketika sang surya memancarkan cahayanya, angina sejuk melambai-lambaikan rerumputan hijau, nyanyian burung-burung yang yang merdu di dengar, kokok ayam yang menyambut terbitnya sang fajar. Aku Alika seorang gadis yang berumur 15 tahun, sejak kecil aku sangat berkamauan untuk menjadi seorang dokter, namun aku memounyai banyak kekurangan yang mungkin menjadi halangan untuk mewujudkan impianku tersebut. Ayahku seorang tukang becak dan ibuku seorang tukang cuci yang penghasilannya tidak seberapa, untuk makan sehari-hari pun belum mencukupi apalagi untuk mewujudkan impian terbesarku itu. Akan tetapi aku terus dan terus berusaha untuk mewujudkan impianku itu, sekali rintangan menhadang.
Dan suatu ketika, aku berkemas-kemas untuk berangkat sekolah. “ Bu, Lika berangkat dulu ya bu.” Lika pun berpamitan “ Iya, hati-hati ya nak! Maafin ibu ya nak, ibu gak bisa beri ongkos yang banyak untuk kamu, karena penghasilan ibu bapakmu menurun bulan ini.” “ Ya Allah ibu gak apa-apa, lagian Lika ke sekolah untuk belajar bukan untuk jajan, uang Rp 5.000 ini juga cukup kok bu! Lagian kita gak boleh beerlebihan Rp 2.000 ini juga sudah cukup”
DI SEKOLAH
Teng…teng…teng…bel pun berbunyi menandakan masuk kelas. Alika dan teman-temannya pun memasuki kelasnya. Di tengah kekosongan belajar, salah satu teman Alika ada yang menagihi uang kas. “ Woy uang kasnya donk!” Teriak Aska bendahara kelas. Iapun menagihi satu persatu, termasuk Alika. “ Hey Alika! Bayar uang kasnya dulu! Sudah berapa bulan kamu gak bayar-bayar? Hargai aku donk sebagai bendahara kelas! Bentak Aska. “ Maaf Aska, bukannya aku gak mau bayar uang kas,tapi aku benar-benar gak punya uang. Aku janji nanti kalau aku punya uang lebih pasti aku
bayar.” “ Makanya jadi orang jangan belajar melulu! Kayak mau jadi apaan aja. Memang cita-cita kamu jadi apa? Paling juga gak jauh dari profesi ayahmu”
Aska terbahak-bahak saat mengetahui Alika ingin menjadi dokter. Sedangkan Alika hanya dapat mengelus-elus dadanya mendengar perkataannya. Ia tetap sabar akan apa yang terjadi pada dirinya, disamping itu ia tetap berdoa dan terus berusaha untuk mewujudkan impiannya. Meskipun ia hanya seorang anak dari pasangan seorang tukang becak dan tukang cuci.
3 TAHUN KEMUDIAN
18 tahun sudah umurku, tahun ini adalah pendidikanku di SMA. Sebentar lagi aku akn menghadapi UAN, disanalah yang akan menentukan segalanya bagi diriku. Jika aku tidak lulus maka akan hilanglah semua impianku. Tetapi aku tidak boleh memiliki pemikiran seperti itu karena aku yakin aku bisa lulus. Oleh karena itu aku harus belajar dengan sungguh-sungguh, karena dengan itulah aku dapat mewujudkan semua impianku. Tetapi aku terkejut saat melihat papan pangumuman dan ketika membaca pengumuman yang berisi bahwa akan diadakan tes bagi siapa saja yang menginginkan beasiswa. Untuk melanjutkan pandidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Tanpa basa basi aku langsung bertindak.
Alika benar-benar mempersiapkan semuanya karena tes tersebut akan berlangsung hari minggu besok. Kemudian di susul pula UAN minggu besoknya, sedangkan sekarang hari selasa. Berarti ada waktu 5 hari lagi untuk mempersiapkan semuanya.
Hari yang di tunggu-tunggu akhirnya tiba. Setelah mempersiapkan semuanya, pagi-pagi sekali ia pun berangkat bersama teman-temanya yang kebetulan pula mengikuti tes itu. Beberapa jam kemudian mereka pun sampai. Alika langsung memasuki ruang tesnya. Tak berapa lama setelah itu datang beberapa pengawas, tanpa basa basi lagi pengawas langsung membagikan soal.
Menit pun berlalu, akhirnya Alika bisa menyelesaikan semua soal dengan baik, diapun merasa lega atas semuanya. Dan ia hanya tinggal mempersiapkan UAN.
SEMINGGU KEMUDIAN
Akhirnya UAN berhasil Alika tempuh, perjuangan yang Alika lalui bersama tak bisa ia ungkapkan dengan kata-kata. Kenangan manis dan pahit yang akan selalu terkenang didalam hati. Tapi masih ada satu hal yang membuat Alika merasa tidak tenang dan ia pun merasa keganjalan dihatinya, apakah ia lulus atau tidak? Akankah ia lulus dan mendapatkan beasiswa yang ia nanti-nantikan? Pengumuman itu akan diumumkan 2 minggu lagi di mading sekolah.
Hari demi hari pun berlalu hingga akhirnya datang hari yang ia nanti-nantikan. Sesampainya di sekolah ia pun langsung melihat papan pangumuman damn akhirnya ia sangat terkejut saat menemukan bahwa namanya tercantum sebagai salah satu murid penerima beasiswa. Saat mengetehui itu Alika sangat senang dan juga bersyukur karena dengan beasiswa tersebut ia dapat mewujudkan cita-citanya dan juga dapat membantu kedua orang tuanya.
Akhirnya Alika menjadi seorang dokter muda yang sukses. Kini ia pun telah berkerja di salah satu rumah sakit yang terkenal di Jakarta. Dan ia pun dapat mamberangkatkan haji kedua orang tuanya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar